Setiap insan dalam dunia ini sering mencari bahagia, namun jalan untuk menemuinya tidak selalu mudah. Ada yang mencarinya pada harta, ada yang memburunya dalam kejayaan, dan ada juga yang menunggu ia hadir tanpa usaha. Hakikatnya, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang jauh, ia tidak semestinya datang dari perkara besar, tetapi sering tersembunyi dalam detik kecil kehidupan — senyuman yang ikhlas, secawan teh panas selepas penat bekerja, atau doa yang terbisik di sepertiga malam. Bahagia itu hadir bila hati belajar mensyukuri, menerima, dan merasai nikmat yang sudah ada di depan mata.
Dalam Islam, kebahagiaan sejati bukanlah semata-mata pada banyaknya harta atau tingginya kedudukan, atau popular diri di mata orang tetapi ianya berada pada ketenangan jiwa yang dekat dengan Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah, “Ketahuilah, dengan mengingati Allah hati menjadi tenang” (Surah Ar-Ra’d: 28). Saat seorang hamba belajar mensyukuri nikmat yang kecil, sabar menghadapi ujian, dan menyerahkan urusan hidup kepada Allah, di situlah benih-benih mencari bahagia perlahan-lahan tumbuh mekar dalam diri.Di sini, kami kongsikan pesanan Ali bin Abi Talib kepada anaknya, al-Husain dalam mencari bahagia dari buku Jangan Bersedih. Pesanan ini sudah semestinya sangat diperlukan oleh kita yang mencari panduan dalam meneruskan hidup yang lebih bahagia dan menghindar rasa negatif yang ada dalam diri.
- Wahai anakku! Aku berwasiat kepadamu supaya kamu bertakwa kepada Allah, sama ada dalam keadaan bersendirian mahupun di khalayak ramai.
- Berkata benar, sama ada dalam keadaan redha mahupun dalam keadaan marah.
- Merasa cukup, sama ada ketika miskin mahupun ketika kaya.
- Berlaku adil, sama ada kepada teman mahupun musuh.
- Redha kepada Allah ketika susah mahupun senang.
- Wahai anakku! Segala bentuk kesenangan tanpa merasakan syurga adalah hina.
- Segala bentuk cubaan tanpa merasakan sengsara itu lebih baik.
- Barangsiapa yang melihat aibnya sendiri tentu tidak akan sibuk memerhatikan aib orang lain.
- Barangsiapa yang merasa puas dengan anugerah yang diberikan Allah kepadanya, maka dia tidak bersedih di atas kesenangan yang tidak diperolehinya.
- Barangsiapa yang menghunus pedang pada orang jahat, maka dia akan terbunuh dengan pedang tersebut.
- Barangsiapa yang menggali lubang perigi untuk menyengsarakan saudaranya, maka dia akan terjerumus ke dalamnya.
- Barangsiapa yang mendedah aib orang lain, maka aib rumahtangganya akan terbongkar.
- Barangsiapa yang berbangga dengan pendapatnya sendiri, maka dia akan tersesat.
- Barangsiapa yang suka membangkang, maka dia akan binasa.
- Barangsiapa yang lupa dengan kesalahan sendiri, maka dia akan membesar-besarkan kesalahan orang lain.
- Barangsiapa yang terjun ke laut, maka dia akan tenggelam.
- Barangsiapa yang merasa cukup dengan akalnya sendiri, maka dia akan tergelincir.
- Barangsiapa yang sombong di hadapan orang lain, maka dirinya adalah hina.
- Barangsiapa yang mencemuh orang lain, maka dia akan dicemuh.
- Barangsiapa yang memasuki pintu gerbang kejahatan, maka dia akan didakwa.
- Barangsiapa yang bersahabat dengan orang-orang yang hina, maka dia akan dihina.
- Barangsiapa yang bersahabat dengan para ulama, maka dia akan menjadi terhormat.
- Barangsiapa yang gemar bergurau, makan dia akan dipandang remeh.
- Barangsiapa yang mengasingkan diri, maka dia akan merasa damai dan barangsiapa yang meninggalkan nafsunya, maka dia menjadi bebas.
- Barangsiapa yang meninggalkan sifat dengki, maka dia akan mendapatkan kasih sayang orang lain.

Tiada ulasan:
Catat Ulasan